Trah Karmo Kertiko - Menjalin dan mempererta tali persaudaraan

Rabu, 26 Oktober 2011

Masa' Kalah Sama Simpanse, Sih


Simpanse ternyata punya sifat dermawan di antara sesamanya. Mereka lebih suka membantu daripada menjadi egois. Penemuan ini dikemukakan oleh tim ilmuwan dari Yerkes National Primate Research Center di Amerika Serikat, seperti dilansir AFP, Senin (8/8/2011).

Ilmuwan mengetahuinya setelah melakukan tes pada tujuh simpanse. Hewan primata yang memiliki ciri genetik mirip manusia itu diberi dua pilihan peraga. Satu menjamin adanya pisang untuk dua individu dan satu lagi hanya menjamin kebutuhan sendiri.

Hasilnya, ternyata simpanse lebih memilih peraga yang menjamin adanya pisang untuk bersama. Ini bukti bahwa simpanse juga mempertimbangkan kebutuhan kawannya. Hasil studi ini dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, bulan ini.

Selain itu, ilmuwan juga menemukan bahwa simpanse lebih memiliki kepedulian jika kawannya memperingatkan keberadaan dan kebutuhannya secara halus daripada terkesan memaksa meminta bagian makanan.

"Kami sangat kagum melihat simpanse-simpanse betina menjatuhkan keputusan yang memungkinkan simpanse dan rekannya mendapatkan makanan," kata Victor Hormer, pemimpin proyek penelitian ini.

Studi ini membantah hasil penelitian ilmuwan lain yang mengatakan, simpanse adalah hewan yang egois. "Saya selalu skeptis dengan hasil negatif yang mereka peroleh dan interpretasi berlebihan yang dilakukan, " kata Frans de Wall, ilmuwan lain yang juga terlibat dalam penelitian ini.

Kompas

Tak Perlu Takut Jualan Lewat Internet

 Seusai sidang Randy mengaku bahagia dengan vonis tersebut. "Saya bersyukur karena hakim memberi vonis bebas. Sebelumnya apapun putusannya saya sudah siap. Saya juga berterima kasih karena dibantu penasihat hukum yang top," katanya.
Seusai sidang, puluhan pendukung Randy dan Dian meluapkan kegembiraannya. Beberapa mereka menyanyi dan berfoto di depan ruang sidang.

Kasus ini diawali ketika Randy dan Dian disangka menjual 8 iPad yang tidak memunyai panduan berbahasa Indonesia dan tidak ada sertifikasi dari Dirjen Postel Kementerian Komunikasi dan Informatika. Randy dan Dian melakukan penjualan Ipad dengan pengiklanan melalui media internet. Kedua terdakwa membeli Ipad dari luar negeri untuk dijual di Indonesia. Tindakan kedua terdakwa tersebut dinilai merugikan konsumen. Rendy dan Dian dijerat UU Perlindungan Konsumen dan UU Telekomunikasi.

Keduanya ditangkap oleh petugas kepolisian yang menyamar sebagai pembeli. Keduanya ditangkap di Citywalk Sudirman Jakarta Pusat.

Kasus ini memunculkan kontroversi. Kesan yang muncul ada kriminalisasi pada dua terdakwa ini. Beberapa tokoh mengaku prihatin dengan kasus iPad ini. Misalnya, Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang menilai kasus iPad terjadi karena Rendy dan Dian tidak punya akses kekuasaan. Mantan Ketua Ombudsman Antonius Sujata juga menilai kasus Ipad adalah bentuk kriminalisasi.  Jaksa Agung Basrief Arief mengungkapkan kepada jajaran jaksa agar kasus iPad ini tidak terulang di kemudian hari.(okezone)

Jumat, 21 Oktober 2011

Ekonomi Melesat, Moralitas ...



Ribuan microblogger (semacam Facebook) di China telah menggunakan dua kejadian itu, yang satu memperlihatkan sifat tak berperasaan dan yang lain menunjukkan heroisme, sebagai bahan bakar dalam perdebatan memilukan atas apakah masyarakat China tidak berbelas kasih dan, jika benar demikian, mengapa. Topik itu jadi perbincangan nasional dan semakin umum. Sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya di negara yang media cetak dan media penyiarannya sebagian besar tetap dikendalikan Partai Komunis yang lebih tertarik dalam mengarahkan opini publik daripada merefleksikan suasana bangsa.

Seorang microblogger berkata tentang  penyelamatan di Hangzhou. "Kemarin  Obama minum bir dengan pekerja konstruksi yang kehilangan pekerjaan. Hari ini, saya membaca sebuah cerita tentang seorang turis Amerika yang melompat  ke dalam air untuk menyelamatkan seseorang. Saya akhirnya menyadari mengapa Amerika menjadi negara yang kuat dan akan terus menjadi yang terkuat."

Booming ekonomi China dan kesenjangan yang menganga antara yang kaya dan miskin telah membuat perubahan nilai-nilai sosial menjadi topik perdebatan. Sejumlah orang meratapi bahwa materialisme telah menggantikan moral. Materialisme dinilai telah menjadikan orang-orang China bak mayat berjalan, tak punya spirit untuk berbelas kasih. Konsep ying yang, yang mengutamakan kesimbangan, dalam konteksnya ini berarti antara yang material dan yang spiritual, yang menjadi prinsip dasar filsafat China seakan hilang tak berbekas.

Kompas.com